ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Jogja Berhati Mantan

Arman Dhani oleh Arman Dhani
8 Oktober 2014
0
A A
Kok Bisa Ada Mendoan Garing, Bakpia Kukus, dan Makanan yang Diceraikan dari Identitasnya Otentiknya? mojok.co rendng berkuah kalio ayam geprek

Kok Bisa Ada Mendoan Garing, Bakpia Kukus, dan Makanan yang Diceraikan dari Identitasnya Otentiknya? mojok.co rendng berkuah kalio ayam geprek

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sulit bagi saya untuk tidak menyertakan Yogyakarta sebagai sebuah peristiwa pendewasaan. Saya jatuh cinta pada kota ini, karena pada beberapa derajat, ia jauh lebih mendewasakan, mencerdaskan dan membuat saya jadi manusia lebih dari yang dapat dilakukan bapak dan sekolah kepada saya.

Mungkin Jogja adalah ibu saya yang lain. Berkali-kali dibuat jatuh cinta, dibuat marah, dibuat patah hati, berkali-kali juga saya dibuat tak berdaya dan bersimpuh diam ketika dunia sudah kepalang brengsek.

Di Jogja saya menemukan terlalu banyak alasan untuk menjadi sebenar-benarnya manusia. Tentang bagaimana kota ini memejalkan keinginan membaca saya pada titik paling tinggi, juga tentang bagaimana di kota ini saya menemukan manusia-manusia getir yang begitu optimis menjalani hidup. Lebih dari itu, kota ini adalah tempat di mana setiap kenangan bermuara dan berujung haru.

Tentu saja terlalu banyak hal sentimentil yang bisa kita gali dari Jogja. Seperti kehilangan teman karena ditikung, kehilangan motor karena ditipu teman facebook, atau bahkan kehilangan akal sehat karena bergabung dengan organisasi fasis keagamaan.

Tapi yang membuat Jogja jadi istimewa, selain hip hop dan bakmi goreng, adalah mantan. Seperti slogan yang kerap kita dengar: Jogja berhati Mantan.

Ada banyak alasan mengapa mereka yang pernah dan atau tinggal di Jogja susah beralih atawa melupakan kota ini. Jogja terlalu banyak memiliki sudut-sudut melankolis yang menjadi kediaman kisah cinta yang gagal. Ini saintifik, ilmiah. Jika tak percaya, coba tanyakan teman, rekan, atawa handai tolan yang pernah punya hubungan percintaan di Jogja. Mereka pasti akan berkata bahwa tiap sudut kota meninggalkan residu perasaan yang jauh lebih menggigit daripada anjing rabies.

Pernahkah kalian merasakan memandang senja yang beranjak rubuh di atap sebuah rumah di Patehan? Memandang matahari turun seraya menikmati sejuk sore di Alun Alun Kidul. Berbincang dengan gadis yang kalian cintai selama menahun, setelah sekian lama hanya bisa diam dan mencintai dari jauh? Ah, mungkin itu hanya saya.

Tapi mbok yakin, Jogja terlalu sempit untuk hanya dimaknai sebagai sebuah kota. Ia adalah peristiwa, di mana masing-masing individu yang datang ke kota ini mengalami sensasi nggerus alias galau cinta.

Jogja adalah kesadaran, ia menjadi penting bagi banyak orang karena membuat tiap-tiap yang datang merasa memiliki. Jogja juga pengorbanan, di mana di kota ini, kamu dipaksa menerima fakta keji yang demikian pahit, bahwa sahabat terbaikmu menjadi pengkhianat karena menikung.

Di kota ini pula kamu belajar bahwa uang bukan segalanya, mungkin ia bisa memberimu banyak hal. Tapi di kota ini, kebersamaan dan keberadaan teman yang selo, kurang pegawean dan punya energi iseng yang melimpah-ruah adalah alasan untuk tetap hidup. Di kota ini kalian akan menemukan keriangan-keriangan dungu, tolol, namun dirindukan. Tentang obrolan di angkingan, wedangan, warung kopi hingga perihal cerita lucu dan lelucon yang diulang-ulang namun tak pernah kehilangan kelucuannya.

Di Jogja kalian akan merasakan bahwa menjadi bodoh dan tak tahu apa-apa bukanlah pilihan. Di kota ini terlalu banyak sumber pengetahuan yang membuat orang paling goblok, setidaknya, bisa memahami hidup dengan membaca, berdiskusi atau sekadar kursus singkat. Terlampau banyak perpustakaan, toko buku murah dan kantung-kantung kebudayaan yang membuat kita cerdas. Terlalu sedikit alasan untuk tidak mendatangi mereka dan menjadi pintar karenanya.

Di kota ini makanan murah enak dan nikmat bukan keajaiban.  Itu sebuah keniscayaan. Anda akan menemukan penyetan enak dengan harga di bawah 10.000, belum lagi tebaran waralaba Burjo yang menyelamatkan mahasiswa-mahasiswa malas dari kelaparan, juga jaringan kemandirian angkringan yang alamak sedapnya. Mereka ada dan tetap alami.

Kemarin Yogyakarta berulang tahun ke-258. Di kota ini kita merasakan pahitnya pengkhianatan, juga manisnya jatuh cinta. Di kota ini kita merasakan keramahan penduduk yang bersetia pada adat, tapi juga kemarahan dari orang yang mengaku paling beragama. Jogja terlalu besar untuk dilupakan.

Selamat ulang tahun, Jogja. Kamu adalah mantan yang mustahil dilupakan oleh siapapun yang pernah mencintaimu.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2018 oleh

Tags: JogjaMantanYogyakarta
Iklan
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Orang desa kuliah di kampus Jogja, merasa terintimidasi kalau ngopi di coffee shop karena nggak punya outfit skena MOJOK.CO
Ragam

Derita Orang Kampung Kuliah di Jogja Utara: Kaget Ngopi di Coffee Shop, “Terhina” karena Tak Paham Menu dan Tak Punya Outfit Skena

10 Juni 2025
Universitas Mercu Buana Yogyakarta Kampus yang Menyedihkan MOJOK.CO
Esai

Kuliah di Universitas Mercu Buana Yogyakarta Sungguh Merana, Sudah Habis Puluhan Juta tapi Fasilitas Tidak Ramah Mahasiswa

9 Juni 2025
Terminal Bungurasih. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pertama Naik Bus di Terminal Bungurasih Masih Menakutkan karena Calo, tapi Masih Ada yang Lebih Seram dari Itu

7 Juni 2025
Tempel Sleman, Desa di Pinggiran Jogja yang Tetap Waras MOJOK.CO
Esai

Tempel Sleman, Desa di Pinggiran Jogja yang Justru Mampu Menjaga Warganya Tetap Waras di Tengah Kegilaan Dunia

3 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Berkah Waisak 2025 bagi Candi Borobudur Magelang MOJOK.CO

Berkah yang Terasa dari Waisak 2025 di Candi Borobudur

11 Juni 2025
Ditolak kampus unair dan sukses di UPN Veteran Jawa Timur berkat briket arang. MOJOK.CO

Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan

13 Juni 2025
Derita warga Jawa Timur gara-gara cap PSHT, Aremania, dan sound horeg MOJOK.CO

Derita Orang Jawa Timur, Mau Hidup Ayem tapi Kena Cap Jelek karena Ulah Pencak Silat hingga Sound Horeg

9 Juni 2025
Mahasiswa baru kesel hadapi dosen tua MOJOK.CO

Serba Salah Mahasiswa Hadapi Dosen Tua Kolot: Bikin Tugas Bagus Dituduh Plagiat kalau Jelek Dicap Goblok, Cuma Mau Benar Sendiri

8 Juni 2025
Universitas Mercu Buana Yogyakarta Kampus yang Menyedihkan MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Mercu Buana Yogyakarta Sungguh Merana, Sudah Habis Puluhan Juta tapi Fasilitas Tidak Ramah Mahasiswa

9 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.