ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Lingkar Otak Mini Lingkar Studi Ciputat

Arman Dhani oleh Arman Dhani
12 September 2015
0
A A
Lingkar Otak Mini Lingkar Studi Ciputat

Lingkar Otak Mini Lingkar Studi Ciputat

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perkara berjuang, saya kira, mahasiswa Indonesia adalah generasi paling gawat yang merasa punya jasa besar. Mereka mengaku bagian dari gerakan yang menumbangkan rezim, mendaku diri sebagai agen perubahan, dan juga golongan cerdik cendikia yang selalu punya solusi untuk tiap masalah bangsa.

Sederhananya, mahasiswa sama dengan obat sapu jagat yang dijual di pasar-pasar untuk menyembuhkan tidak hanya panu, kadas, atau kurap belaka. Obat ini konon manjur juga untuk penyakit berat macam kanker, AIDS, sampai susah berak.

Mahasiswa ini kelompok masyarakat yang paling haibat. Konon karena kelompok ini rezim Soeharto tumbang. Konon pula mereka ini yang melakukan pemberdayaan di desa-desa, melakukan advokasi isu-isu sosial, sampai dengan mengkritisi pemerintah.

Oh, jangan salah, ketika masih kuliah, saya sendiri juga pernah demonstrasi, soal apa itu tidak penting, yang penting adalah turun ke jalan, bentrok dengan aparat, dihajar, lalu pulang dengan kebanggaan memar-memar tak jelas. Substansi demonstrasi bukan pada pesan yang hendak disampaikan, tapi reputasi yang didapat setelahnya. Hal ini penting, selain untuk mendapatkan pamor sebagai jagoan, citra tersebut juga dapat menjadi simbol alpha male yang rawwrrr. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk menggaet dedek-dedek lucu mahasiswi baru?

Maka, ketika sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Ciputat (LSC) melakukan unjuk rasa di depan istana negara dengan memakai pakaian dalam wanita serta topeng wajah presiden dan wakil presiden Jokowi-JK, pada 10 September 2015 kemarin, saya langsung terbayang euforia masa muda ketika masih jadi anak gerakan. Anu, maksudnya anak sok sibuk yang suka bergerak dari forum diskusi satu ke yang lainnya demi makan gratis dan caper ke mbak-mbak lucu.

Dalam aksi tersebut, adik-adik mahasiswa yang haibat ini mendesak para pejabat pemerintah untuk mundur karena dinilai gagal menepati janji politiknya. Tapi ya itu, kok mesti dengan pakaian dalam perempuan? Maksudnya bagaimana? Apakah mereka ingin mengatakan bahwa pemerintah yang ada sekarang seperti perempuan? Kalau maksudnya peyorasi: perempuan sama dengan lemah, penakut, dan tidak bisa diandalkan, kok ya piye gitu.

Kalau pakaian dalam perempuan dianggap sebagai representasi kelompok lemah, wah, kacau sekali. Mahasiswa kok misoginis dan seksis. Barangkali adik-adik mahasiswa ini adalah produk gagal peradaban patriarkis yang seumur hidup dididik dengan nasehat, “laki-laki kok penakut seperti perempuan,” atau “laki-laki kok lemah seperti perempuan.”

Saya ragu adik-adik LSC kenal dengan aksi “Kamisan” yang dilakukan oleh ibu-ibu keren itu. Apakah ibu-ibu itu pengecut? Apakah mereka pecundang? Sejak bertahun-tahun lalu, ibu-ibu dengan tegap berdiri di depan istana negara, simbol tertinggi pemerintahan, untuk menuntut keadilan.

Saya juga tak yakin jika adik-adik LSC kenal ibu-ibu Rembang, yang telah setahun lebih memperjuangkan hak atas tanahnya. Mereka melawan tirani korporasi yang menyebabkan mereka mesti berhadapan dengan aparat yang tidak segan angkat senjata. Apakah para ibu-ibu pemberani itu dianggap pengecut oleh gerombolan adik-adik mahasiswa LSC?

Kalau adik-adik LSC menganggap bahwa pakaian dalam perempuan sebagai simbol banci atau bencong atau waria atau transgender, lah ya jelas lebih salah lagi. Kelompok transgender justru adalah kelompok paling berani yang saya kenal. Mereka berani mengekspresikan identitas mereka secara terbuka tanpa takut ancaman dan penghinaan. Mereka juga punya rasa solidaritas tinggi dan empati yang luar biasa.

Sebenarnya apa yang hendak disampaikan oleh adik-adik dari LSC ini? Bahwa pakaian dalam perempuan itu menunjukan betapa lemah dan rentannya mereka? Atau sekadar menunjukan bahwa mereka bisa bertindak seksis dengan merendahkan martabat perempuan melalui simbol pakaian dalam?

Aduh, saya kok ya malah prihatin dengan adik-adik mahasiswa ini. Betapa menyedihkan hidup yang mereka miliki sampai punya pikiran pendek yang tidak bermutu semacam itu. Tapi, ya, semoga saja saya salah.

Jika adik-adik mahasiswa ini cukup pintar, sebenarnya ada banyak simbol yang menunjukan kepengecutan. Misalnya baju loreng. Lho, gimana? Anda tahu Urut Sewu? Paniai? Menurut ngana, para pelaku yang menyerang petani dan membunuh bocah-bocah di Paniai itu pakai daster? Pakai BH? Pakai kancut?

Jadi, ya, adik-adik, kalau kalian cukup berani dan betul-betul bernyali, silakan loh kritik pemerintah pakai simbol baju loreng. Begitu.

Apa, mau menantang saya berani juga atau tidak? Hahaha… Saya? Saya, kan? Ya jelas tidak.

 

(Sumber foto: Aktual)

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: DemoLingkar Studi CiputatMahasiswaPresiden Jokowi
Iklan
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Mahasiswa baru kesel hadapi dosen tua MOJOK.CO
Kampus

Serba Salah Mahasiswa Hadapi Dosen Tua Kolot: Bikin Tugas Bagus Dituduh Plagiat kalau Jelek Dicap Goblok, Cuma Mau Benar Sendiri

8 Juni 2025
Siasat mahasiswa baru yang lolos UTBK SNBT untuk bertahan hidup di perantauan tanpa keluar biaya kos MOJOK.CO
Catatan

Siasat Mahasiswa Bertahan Hidup saat Kuliah: Tanpa Biaya Kos tapi Tempat Tinggal Gratis dan Makan Tercukupi

28 Mei 2025
Mahasiswa semester tua pura-pura wisuda sampai bawa orangtua ke kampus MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Semester Tua Pura-pura Wisuda padahal Belum Lulus, Demi Senangkan Orangtua Foto Bareng di Kampus

6 Mei 2025
psht, demo.MOJOK.CO
Ragam

Memahami Alasan PSHT Jarang Kelihatan di Demo Mahasiswa, Meskipun Aslinya Mereka Ingin Ikut

25 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah UNY terancam DO. MOJOK.CO

Nyaris Drop Out karena Terhambat Profesor yang Menyebalkan Saat Skripsi, Akhirnya Raih Gelar S1 Ilmu Sejarah di Semester 14

10 Juni 2025
pengalaman pertama naik krl jogja-solo, klaten.MOJOK.CO

Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun

13 Juni 2025
Lulusan SMK PGRI Lubuklinggau jadi karyawan Alfamart dan Indomaret, kerja apapun layak diapresiasi MOJOK.CO

Lulusan SMK “Hanya” Jadi Karyawan Alfamart dan Indomaret: Sekolah Harus Tetap Bangga, Karena Sukses Tak Dilihat dari Status

12 Juni 2025
Tukang parkir (jukir) liar di Surabaya bikin repot, tak seperti di Jogja MOJOK.CO

Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita

15 Juni 2025
Wisata di Bali anti ribet dengan eSIM MOJOK.CO

Liburan ke Bali Tanpa Drama: Cukup eSIM, Sinyal Aman, Kantong Tenang

10 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.