ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Ayo Move On dari Mojok!

Nurjanah oleh Nurjanah
18 Maret 2017
0
A A
Pojokan Selalu Pinggiran, tapi Pinggiran Belum Tentu Pojokan

Pojokan Selalu Pinggiran, tapi Pinggiran Belum Tentu Pojokan

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pengumuman akan ditutupnya Mojok tempo hari membuat saya kaget, lebih kaget daripada melihat kemiripan antara Mamang Bruno Mars dengan Mas Didi Kempot. Saking kagetnya, pengumuman itu saya baca dengan tatapan kosong, mulut menganga, bahu melorot, dan tangan kanan yang bergeming dari tetikus.

Setelah berlama-lama-lama-lama kemudian, barulah rasa kaget itu berganti menjadi sedih dan nyesek yang teramat sangat.

Pertama, saya sedih karena menyadari bahwa nantinya akan kehilangan sumber bacaan yang mewakili perasaan, bacaan yang menghibur sekaligus mengingatkan, bacaan yang menggemaskan seperti menggemaskannya Claire Ryann, bacaan yang “berbeda” di tengah jenis bacaan yang itu-itu saja juga begitu-begitu saja, bacaan yang penuh hikmah (ini bacaan atau cobaan hidup?), dan lain sebagainya.

Kedua, saya juga sedih karena nantinya akan kehilangan salah satu kebiasaan pagi yang terbentuk begitu saja dari 1,5 tahun belakangan: nyalakan PC, buka Google chrome, buka email (cek sejenak), kemudian klik new tab di pinggir halaman email tersebut, ketik Mojok.co, klik artikel terbaru, dan… tinggalkan dulu ke toilet, kemudian mulai membacanya.

Namun, dari semua itu, yang paling membuat sedih adalah saya harus menerima kenyataan bahwa saya akan kehilangan salah satu sumber uang jajan (hellooow, bukan hanya tuan Krabs dan Dewan Kehormatan saja yang doyan duit).

Padahal, ya, kalau dipikir-pikir, uang jajan dari Mojok itu tidak seberapa. Paling hanya cukup untuk membeli beberapa kodi tahu bulat beserta penggorengannya, atau beberapa kresek garam beryodium. Tapi, entah kenapa dapat uang jajan dari situs web ini rasanya begitu membahagiakan, terutama kalau dapatnya di akhir bulan. Saking bahagianya, ingin rasanya saya teriakan pada si Mamang penjual tahu bulat: “Punteun mang beli tahu bulat lima rebu-eun belinya pake honor dari tulisan saya yang naik tayang di Mojok pada tanggal bla bla bla dibayar tunai!” dalam satu tarikan napas.

Kalau dapat uang jajan dari Mojok yang segitu saja sudah bahagia, tidak terbayangkan rasanya jika saya kecipratan uang bancakan e-KTP yang jumlahnya triliunan itu. Hmmm…

Ah, sudahlah… kembali pada obrolan seputar kesedihan.

Karena Mojok sudah dipastikan akan benar-benar tutup, maka bagaimana pun sedihnya, saya harus bisa menerima kenyataan dan mulai move on dari situs ini. Pojokan jiwa saya yang getas itu harus tetap diisi dengan sesuatu yang menghibur, sesuatu yang tidak itu-itu saja, sesuatu yang walaupun geje tapi bisa membuat bahagia. Pokoknya, saya bertekad apapun harus dilakukan untuk melupakan Mojok. Termasuk kembali aktif menonton ceramah mamah Dedeh hingga menonton serial Robocar Poli.

Bagi jamaah Mojokiyah yang juga merasa sedih karena akan kehilangan tongkrongannya, mending rajin-rajinlah menghibur diri. Toh, di Endonesa ini kita tidak akan sulit mencari hiburan. Ya, meskipun hiburan cerdas ala Mojok yang senang me-Mojok-kan umat akan sulit kita dapatkan gantinya.

Misalnya, tak ada salahnya kita tingkatkan intensitas kunjungan ke laman-laman atau fan page meme. Lumayan, di sana kita bisa tertawa ringan. Selain itu, kita juga bisa tahu kejadian apa yang sedang hangat dibincangkan, karena berita macam itu umumnya akan berakhir menjadi sebuah meme. Bahkan, saya kerap tahu suatu berita setelah meme-nya viral duluan (efek maleus baca berita).

Atau, sering-seringlah menghibur diri dengan menonton video-video dari laman yang memuat konten masakan, semacam Tasty, Cooking Panda, Delish, Bring Me, Goodful, dan sejenisnya. Irisan daging panggang, tarikan keju mozzarella, atau lelehan cokelat dan karamel dalam video-video di laman tersebut insya Allah akan mampu menghibur Anda, minimal bagian perut.

Namun, jika setelah menontonnya Anda malah jadi ingin makan prime rib with garlic butter, cheesy pull-apart bread, cheesy meatball bake, cheesy potato casserole, chocolate mousse cheesecake, atau jadi kepingin makan lotek pakai keju mozzarella, jangan coba-coba salahkan saya.

Kalau pun bosan internetan, Anda juga bisa menghibur diri dengan menonton Doraemon the Movie atau film-film produksi Pixar dan Disney – yang subhanallah entah sudah berapa puluh kali diulang – seperti Toy Story, Cars, Up, Finding Nemo, Tangled, Brave, dan lain sebagainya.

Duh, saya kok jadi lupa kalau jamaah Mojokiyah, eh jamaah #GoodbyeMojokiyah ini kan sudah pada “berumur”, ya. Tidak mungkin tontonannya kartun unyu macam begitu. Anak-anak saja tontonannya sudah sinetron, apalagi Anda.

Ah, yasudahlah. Pokoknya, mari kita menghibur diri, katakan #GoodbyeMojok, dan perlahan move on dari situs web pikasebeleun ini. Saya sudah bertanya sama kerang ajaib, apakah Mojok memang harus ditutup, dan jawabannya tetap saja sama: Ya, harus ditutup.

Ah, Puja kerang ajaib. Ululululululu!

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2021 oleh

Tags: featuredGoodByeMojokMojok
Iklan
Nurjanah

Nurjanah

Artikel Terkait

Purwokerto Tidak Istimewa, tapi Nyaman Melebihi Jogja MOJOK.CO
Esai

Pandji Benar. Purwokerto Memang Tidak Istimewa, Tapi Lebih Nyaman Ketimbang Jogja

21 Juni 2024
Jejak Angkringan Dari Masa ke Masa, Jadi Andalan Warga Jogja, Solo, hingga Klaten
Movi

Jejak Angkringan Dari Masa ke Masa, Jadi Andalan Warga Jogja, Solo, hingga Klaten

16 April 2024
Putcast Edisi Jeda: Kepala Suku Mojok Sedang Bosan Ngomongin Politik…
Movi

Putcast Edisi Jeda: Kepala Suku Mojok Sedang Bosan Ngomongin Politik

27 Juli 2023
Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!
Movi

Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!

9 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

KA Airlangga, kereta murah, surabaya.MOJOK.CO

Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya

12 Juni 2025
Tak Berniat Jadi Penulis, Tapi Hidup Berubah Karena Menulis | Semenjana Eps. 16

Tak Berniat Jadi Penulis, Tapi Hidup Berubah Karena Menulis | Semenjana Eps. 16

10 Juni 2025
Wisata di Bali anti ribet dengan eSIM MOJOK.CO

Liburan ke Bali Tanpa Drama: Cukup eSIM, Sinyal Aman, Kantong Tenang

10 Juni 2025
Fakultas Ilmu Administrasi UI.MOJOK.CO

Fakultas Ilmu Administrasi UI Dianggap “Redflag” Gara-gara Ulah Mahasiswanya, Benarkah Demikian?

9 Juni 2025
ngopi di jogja, coffee shop jogja, mahasiswa baru.MOJOK.CO

Mahasiswa Baru Kaget Pertama Kali Ngopi di Coffee Shop Jogja, Niat Nugas Malah Boncos dan Malu karena Nggak Tahu Espresso

12 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.