Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Apakah Pembuat Indomie Goreng Masuk Surga?

Puthut EA oleh Puthut EA
11 Desember 2016
0
A A
mie sorgum mojok.co

Ilustrasi mie instan. (mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seusai menjalankan salat Tahajud, seorang kiai mendadak ingin keluar dari langgar, mencari udara segar. Di depan langgar, dia melihat salah satu santrinya sedang merokok dengan muka yang tampak serius memikirkan sesuatu.

“Apa yang sedang kamu pikirkan, Nak?”

Si Santri njenggirat kaget hingga rokoknya terjatuh. “Nggak, Pak Yai… Hanya memikirkan hal yang tidak terlalu penting.” ujarnya sambil mengambil rokoknya dari tanah.

“Kalau aku boleh tahu, hal apakah itu?”

Si Santri diam sejenak, lalu membuka suara. “Anu, Pak Yai… Apakah kira-kira orang yang membuat Indomie goreng itu masuk surga atau tidak ya?”

“Lha memang kenapa?”

“Bayangkan, Pak Yai… Dengan harga yang cukup murah, Indomie goreng memberi kenikmatan luar biasa. Santri-santri yang habis mengaji, bisa mengisi perut mereka, menikmati lezatnya Indomie goreng. Mahasiswa-mahasiswa yang duitnya menipis, seusai mengerjakan tugas, bisa bergembira dengan cara yang sederhana: makan Indomie goreng. Orang-orang yang usai bermunajat dan berzikir di tengah malam, bisa makin menikmati karunia Allah dengan cara yang tak rumit: cukup pergi ke dapur, 10 menit kemudian sudah bisa menghadap seporsi Indomie goreng. Banyak orang yang sedih menjadi gembira dengan tidak mengeluarkan banyak biaya. Indomie goreng dinikmati oleh semua kalangan, baik para orang kaya sampai orang tak berpunya, dari para pejabat sampai rakyat jelata. Perut mereka kenyang, hati pun gembira. Bukankah itu mulia, Pak Yai?”

Sang Kiai diam. Dia lalu duduk di samping santri kinasihnya itu.

“Apakah para pencipta kegembiraan-kegembiraan kecil semacam itu, bisa masuk surga, Pak Yai?”

“Pertanyaanmu terlalu berat, Nak. Surga itu hak Tuhan. Jangan turut campur soal itu…” jawab Sang Kiai sambil menghirup nafas panjang. Wajahnya memandang langit yang agak mendung. Udara malam menjelang pagi kali ini begitu segar dengan angin yang sembribit. Suasana tintrim.

“Mohon maaf, Pak Yai. Seperti yang sejak awal saya matur, saya hanya sedang memikirkan hal yang tidak penting. Hanya pikiran melantur…”

“Tidak baik punya pikiran melantur. Pikiran yang terlalu banyak melantur itu menyiakan dua karunia Gusti Allah yang sangat penting: pikiran itu sendiri, dan waktu.”

“Inggih, Pak Yai. Mohon maaf…”

“Jangan meminta maaf kepadaku…”

“Inggih, Pak Yai…”

“Gunakanlah waktumu untuk beraktivitas yang nyata…”

“Baik, Pak Yai…” Si Santri itu lalu bangkit, menyalami kiainya. Tapi Sang Kiai segera bertanya, “Lho, kamu mau ke mana?”

“Menggunakan waktu sebaik mungkin, Pak Yai.”

“Mau melakukan apa?”

“Melakukan hal nyata, Pak Yai. Mungkin membaca kitab. Atau mungkin berzikir…”

“Itu nanti saja sehabis salat Subuh…”

Si Santri kikuk. Agak bingung. Kepalanya menunduk. Sepasang tangannya berusaha membetulkan sarungnya agar tidak melotrok.

“Kamu masih punya stok Indomie goreng?”

Ditanya seperti itu, Si Santri agak grogi. “Mmm… masih, Pak Yai. Masih banyak. Ukuran biasa ada. Ukuran jumbo juga ada.”

“Kalau kamu berkenan, bolehlah kamu bikinkan aku Indomie goreng.”

Wajah Si Santri tampak terkejut tapi sekaligus sumringah. “Tentu saja akan saya buatkan, Pak Yai!”

Lalu Santri itu menyat hendak pergi bergegas.

“Eh, tunggu dulu…”

“Ya, Pak Yai…”

“Punya telor?”

“Punya, Pak Yai! Masih ada kalau cuma 5 butir.”

“Jangan banyak-banyak, dua butir saja. Satu diceplok, satu lagi didadar.”

“Baik, Pak Yai!”

“O ya, kasih irisan cabe ya…”

“Sendika dhawuh, Pak Yai. Pedas, Pak Yai?”

Sang Kiai menganggukkan kepala, lalu dia berkata, “O ya, jangan lupa Indomie gorengnya dobel ya…”

“Indomie jumbo dobel, Pak Yai?”

“Tidak usah. Terlalu kenyang dan berlebihan itu tidak baik. Cukup yang ukuran biasa saja tapi dobel.”

“Siap, Pak Yai!”

“Dan jangan lupa, minta udud-mu satu. Untuk kuisap nanti sehabis makan Indomie. Kebetulan udud-ku habis.”

“Pasti, Pak Yai.” Segera Santri itu berkelebat pergi ke dapur pesantren dengan hati yang gembira sekaligus berpikir keras. Sudah hampir 5 tahun dia nyantri di pesantren kecil ini, belum pernah sekali pun dia mendapatkan kehormatan membuatkan kopi kiainya yang begitu disegani banyak orang dan para santri karena kebijaksanaan dan gaya hidupnya yang sederhana itu. Tapi menjelang Subuh ini, dia diminta membuatkan Indomie. Dobel lagi. Memakai dua telor lagi. Mulut dan hatinya tak berhenti mengucapkan syukur ke Gusti Allah, diberi kesempatan untuk berbakti.

Terakhir diperbarui pada 17 Mei 2019 oleh

Tags: IndomiekyaisantriSurga
Iklan
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Pendiri Ponpes Tuli di Sleman. MOJOK.CO
Sosok

Perjalanan Keliling Asia untuk Belajar Bahasa Isyarat demi Ajari Ngaji Anak-anak Tuli di Sleman

13 Februari 2025
Aliansi Santri Jalanan Gelar Aksi Dukungan, Mengapa Masih Ada Pihak yang Menormalisasi Sikap Arogan Miftah Maulana?.MOJOK.CO
Aktual

Aliansi Santri Jalanan Gelar Aksi Dukungan, Mengapa Masih Ada Pihak yang Menormalisasi Sikap Arogan Miftah Maulana?

9 Desember 2024
Kisah Pesilat Pagar Nusa Tobat dari Miras, Kini Bela Santri Krapyak. MOJOK.CO
Aktual

Berkat Pagar Nusa Saya Tak Lagi Minum Miras, Kini Saatnya Bela Korban Penusukan Santri Krapyak

29 Oktober 2024
11 Ribu Warga NU Geruduk Mapolda DIY, Tuntut Polisi Usut Tuntas Kasus Penusukan Santri Krapyak Jogja.MOJOK.CO
Aktual

11 Ribu Warga NU Geruduk Mapolda DIY, Tuntut Polisi Usut Tuntas Kasus Penusukan Santri Krapyak Jogja

29 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Pemuda Jogja bisa kerja dengan gaji senilai perusahaan Amerika Serikat. MOJOK.COA

Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat

20 Juni 2025
Innova Zenix Tidak Otentik, Kalah Populer dari Innova Reborn MOJOK.CO

Innova Zenix Bisa Menjadi Penyesalan Toyota karena Melahirkan Mobil Tidak Otentik dan Ternyata Innova Reborn Belum Habis

16 Juni 2025
Usai sarjana malah sulit dapat kerja, kini pilih jadi buruh ketimbang jadi sarjana nganggur. MOJOK.CO

Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja

19 Juni 2025
naik pesawat, pengalaman pertama naik pesawat.co

Pengalaman Pertama Naik Pesawat: Sok Berani padahal Takut Ketinggian, Berujung Malu dan Jadi Aib Tongkrongan

16 Juni 2025
Pakai Sepeda Mahal Ratusan Juta demi Gagal Secara Bermartabat MOJOK.CO

Akhirnya Saya Tahu Alasan Orang Beli Sepeda Mahal Sampai Ratusan Juta: Gagal Finish, tetapi Setidaknya Gagal Secara Nyaman dan Bermartabat

22 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.