ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

4 Lagu Dangdut Koplo yang Cocok Jadi Bahan Kontemplasi

Tidak melulu soal teknis, lirik-lirik lagu dangdut koplo pun kerap menghasilkan kedalaman tekstual yang terasa begitu sufistik.

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
9 Februari 2016
0
A A
dangdut koplo
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Lirik-lirik lagu dangdut koplo pun kerap menghasilkan kedalaman tekstual yang terasa begitu sufistik. Ini 4 di antaranya.

Sebenarnya tak sulit untuk mengakui bahwa dangdut koplo adalah jenis musik asyik yang bisa bikin eargasm. Kecuali kalau memang sampeyan sudah punya sentimen negatif sama dangdut koplo, mau se-geboy apapun lagunya, yo pasti bakalan ndak bisa menikmati. 

Jika banyak orang bilang bahwa “Jazz adalah musiknya para dewa”, saya meyakini, para dewa tersebut pastilah belum pernah mampir ke Purawisata. Sebab jika sudah pernah, para “dewa” tersebut sudah pasti akan berubah pikiran.

Mungkin banyak yang tidak setuju, tapi, bagi saya, dangdut koplo adalah mahakarya. Ia adalah keindahan yang begitu jenius. Dan agar tampak komprehensif, saya akan beri sedikit gambaran mengapa dangdut koplo adalah genre musik yang memukau.

Selain dalam film, dalam lagu pun ada rumus sekuel alias rumus berseri. Rumus sekuel dalam lagu di Indonesia dipopulerkan oleh Ebiet G. Ade, yang kala itu membuat heboh dengan sekuel Camellia I, Camellia II, Camellia III dan berlanjut pada Camellia IV. 

Kalau mau menelusuri ke masa sebelumnya, Anda akan menemukan Koes Plus, band legendaris yang juga mampu menelurkan karya sekuelnya, yaitu Nusantara. Tak tanggung-tanggung, Koes Plus menciptakan sekuel Nusantara dalam delapan seri, yaitu Nusantara 1, Nusantara 2, Nusantara 3, dan seterusnya hingga berakhir pada Nusantara 8. Dengan sederet lagu sekuel yang sudah dihasilkan itu, banyak yang menganggap Ebiet dan Koes Plus adalah para (kelompok) musisi jenius.

Kendati demikian, Ebiet dan Koes Plus pasti akan minder jika harus disandingkan dengan Eny Sagita. Lha gimana ndak minder, biduan dangdut koplo yang satu ini–bersama grup orkesnya, Sagita–mampu menciptakan lagu sekuel berjudul “Ngamen”, mulai dari lagu Ngamen 1, Ngamen 2, Ngamen 3, dan seterusnya hingga berlanjut sampai pada Ngamen 17. Kemungkinan sekuel lagu tersebut masih akan terus berlanjut, meski sudah ada lagu “Leren Ngamen” maupun “Ngamen Terakhir”.

Tak hanya soal kejeniusan, dalam soal kreativitas bermusik pun dangdut koplo termasuk pionirnya. Ia genre musik yang multiplatform. Simak saja bagaimana lagu “Bara Bara Bere Bere”-nya Michel Telo hingga “Hello”-nya Adele yang ternyata bisa dikoplokan.

Saya kira, hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk menyatakan bahwa dangdut koplo adalah jenis musik yang mampu menembus batas-batas ketidakmungkinan.

Genre musik lain? Hahaha, I don’t think so.

Tetapi, tidak melulu soal teknis, lirik-lirik lagu dangdut koplo pun kerap menghasilkan kedalaman tekstual yang terasa begitu sufistik. Dan khusus untuk pembuktian hal inilah, saya sudah merangkum empat lagu dangdut koplo (berbahasa Jawa) yang cocok untuk Anda jadikan bahan kontemplasi. Bagi yang tidak mengerti bahasa Jawa, tenang saja, saya sudah sertakan terjemahannya.

1. Wedhus

Wedhus alias Kambing, Ya, judul lagu koplo yang satu ini memang singkat dan begitu herbivor. Tetapi, santai dulu, lagu ini tentu tak akan membahas sistem reproduksi hewan ternak, apalagi soal perintah berkurban di hari raya Idul Adha. Lagu ini justru menyasar hal yang tak disangka: problematika rumah tangga yang seringkali pelik dan penuh konflik.

Mending tuku sate timbang tuku weduse

Mending gendakan timbang dadi bojone

Mangan sate ora mikir mburine

Ngingu wedhus ndadak mikir sukete

(Mending beli sate, daripada beli kambingnya

Mending selingkuhan, daripada jadi istrinya

Makan sate tidak mikir belakangnya

Pelihara kambing harus mikir rumputnya)

Sekilas lagu ini tampak seperti lagu yang, demi apapun, begitu amoral dan tidak berperasaan, karena mengajak orang untuk menjadi selingkuhan ketimbang sebagai pasangan yang sah. 

Namun, seperti halnya Mojok yang satir, penggunaan analogi kambing dalam lirik lagu ini juga bermaksud demikian. Ia menceritakan kekecewaan seorang wanita yang kerap tidak diberi nafkah–lebih tepatnya nafkah berupa uang belanja, bukan “nafkah” yang seperti Anda pikirkan saat ini–semestinya oleh sang suami, sehingga kemudian ia merasa lebih baik menjadi selingkuhan ketimbang seorang istri. Simak lanjutan liriknya.

Mergone aku ora kuat

Yen duwe bojo wong melarat

Ra mblanjani gawene sambat

Seneng kumpul modal dengkul bondo nekat

(Karena aku tidak kuat

Jika punya suami orang melarat

Tidak ngasih uangnya belanja, kerjanya mengeluh terus

Senang kumpul, modal dengkul, modal nekat)

Secara implisit, lagu ini sejatinya mengajarkan tiap pasangan suami istri agar bisa saling memahami. Sang suami hendaknya tahu kewajibannya sebagai kepala rumah tangga yang harus memberikan uang belanja kepada istri. Sang istri pun harusnya juga bisa bersikap sabar kepada suami, kendati uang belanja dari suami sangatlah minim–yang bahkan jumlahnya tak cukup untuk membeli sepotong hijab bersertifikasi halal dari MUI itu.

Anda perlu tahu, lagu inilah yang senantiasa menyemangati saya agar giat bekerja, karena saya sadar, ganteng dan sholeh pun belum cukup bagi saya.

2. Marai Cemburu

Lagu ini bercerita tentang seorang wanita yang sebal dengan sang kekasih karena terus saja sibuk dengan gawainya. Simak potongan liriknya.

Pengen mbanting hapemu

Lan tak taleni tanganmu

Supoyo kowe ngerti gede roso tresnoku

Sayang nggagaso aku

(Ingin kubanting hapemu

Dan kuikat tanganmu

Supaya kamu tahu, besar rasa cintaku

Sayang perhatikanlah aku)

Banyak ahli fisika kuantum yang menyebut lagu ini sebagai tonggak sumbangsih dangdut koplo dalam pembahasan sosiologi kehidupan. Ketika musik lain masih terjebak dalam kotak dan bias asmara yang serba romantis dan banal, dangdut koplo lewat lagu “Marai cemburu” ini justru sudah membahas tentang awareness interaksi sosial manusia yang kian hari kian terganggu akibat ketergantungan kepada gawai.

Saya meyakini, kelak revolusi kehidupan akan dimulai dari panggung dangdut koplo.

3. Ngamen II

Inilah salah satu dari sekian seri sekuel lagu “Ngamen”. Dipopulerkan oleh Eny Sagita, lagu “Ngamen II” ini saya pilih karena mempunyai daya magis yang kuat terhadap kepedulian dunia dan akhirat.

Eling-eling manungso bakale mati

Yen wes mati dikubur sanak famili

Dipendem jero diapit bumi

(Ingat-ingat manusia bakal mati

Jika sudah mati dikubur sanak famili

Dikubur dalam diapit bumi)

Lirik di baris awal lagu “Ngamen II” ini mengingatkan kepada kita bahwa manusia pastilah akan mati. Sungguh sebuah dakwah yang halus dan elegan, karena mengajak menusia untuk mengingat maut serta senantiasa berbuat baik sebagai bekal amal. Lirik ini juga menjadi penanda, bahwa nada dan dakwah dalam ranah musik dangdut tak melulu menjadi monopoli wak haji Rhoma Irama.

Mangkane golek bojo ojo mandang rupo

Rupo elek kuwi yo ora dadi ngopo

Mangkane golek bojo ojo mandang bondo

Seng penting ora ngentekno warisan morotuwo

(Makanya cari suami jangan memandang muka

Muka jelek tidak jadi apa

Makanya cari suami jangan memandang harta

Yang penting tidak menghabiskan warisan mertua)

Jika baris awal lebih fokus pada perkara akherat, di bagian akhir lagu ini justu membahas tentang dunia. Tak tanggung-tanggung, yang dibahas adalah persoalan dalam mencari suami. Bahwa mencari suami tidaklah harus yang tampan atau yang kaya, yang penting bisa bertanggung jawab terhadap keluarga. Saya pribadi sangat suka pada bagian lirik lagu ini, terutama pada bagian “Mangkane golek bojo ojo mandang rupo”.

Entah mengapa, saya merasa, lirik itu terasa “gue banget”.

4. Sayang

Betapa durhakanya saya jika tidak memasukkan lagu andalan Via Vallen ke dalam daftar ini. Lagu ini adalah lagu penting yang menginterpretasikan titik batas antara kerapuhan dan kekuatan wanita. Bercerita tentang seorang wanita yang sakit hati karena dikhianati oleh sang kekasih, padahal mereka sudah berjanji untuk sehidup semati. Si wanita pun kemudian memutuskan untuk merelakannya.

Malah jebul saiki kowe mblenjani janji

Jare sehidup semati nanging opo bukti

Kowe medot tresno demi wedokan liyo

Yo wes ora popo, Insya Allah aku iso lilo

(Ternyata sekarang dirimu ingkar janji

Katanya sehidup semati tapi apa bukti

Dirimu memutus cinta demi wanita lain

Tapi tak apa, Insya Allah aku bisa rela)

Lewat lagu ini, Via Vallen seolah mengajarkan kepada para wanita bahwa pria bukanlah segalanya. Tentu lagu ini bukan pengalaman pribadi Via Vallen, karena jika benar demikian, saya jelas akan sangat murka. Saya adalah pria garda terdepan yang paling tidak rela jika mbak Via Vallen disakiti!

Nah, pembaca Mojok yang budiman, itulah ringkasan empat lagu dangdut koplo berbahasa Jawa yang liriknya pantas untuk Anda kontemplasikan. Jika Anda tak sepakat, silakan saja, itu hak masing-masing. Tapi jika Anda suka dengan artikel ini, tolong doakan agar kelak Mojok melebarkan sayap bisnisnya ke dunia per-dangdutkoplo-an. Tentu akan indah rasanya jika setelah Buku Mojok dan Angkringan Mojok, kelak akan muncul OM Mojok Enterpress.

OM dangdut koplo ini akan menerima job mantenan, syukuran, dan bahkan supitan. Kami para kru Mojok jadi bisa punya kerjaan sampingan. Saya jadi pembawa acara, Eddward S. Kennedy jadi tukang ketipung, Aditya Rizki sebagai sang pembetot gitar, Kokok Dirgantoro jadi tukang pegang ecek-ecek, Nody Arizona si peniup suling, dan Puthut EA tentu saja jadi biduannya.

“Daaaaaaan, biduan berikutnyaaaa, asli dari tanah Rembang, Puokoke uayu, muanis, buahenol, lincah pula… Siapaaaa diaaaaaa? Kita panggilkaaan, Puthuuuuuuut EAaaaaaaa…”

BACA JUGA Hansip Dibubarkan karena Banyak Sedot Anggaran Negara: Halo Mobil Dinas Pejabat, Halo? dan ESAI lainnya.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2021 oleh

Tags: dangdutdangdut koplovia vallen
Iklan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Dangdut Lawas OM Lorenza Melawan Hegemoni Dangdut Koplo MOJOK.CO
Esai

Dangdut Lawas OM Lorenza Obat Kejenuhan Dangdut Koplo: Wayahe Wong Lawas Tampil

11 Februari 2025
Penonton Dangdut Koplo, Fans NDX & Guyon Waton SDM Rendah MOJOK.CO
Esai

Penonton Dangdut Koplo dan Fans Guyon Waton & NDX Dianggap SDM Rendah, Tukang Kisruh, dan Tukang Rusak Festival

2 Juli 2024
Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak MOJOK.CO
Esai

Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak

25 April 2023
Warisan Penting Didi Kempot untuk Musisi Indonesia Zaman Kiwari MOJOK.CO
Esai

Warisan Penting Didi Kempot untuk Musisi Indonesia Zaman Kiwari

26 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Jangan Sepelekan Ahmad Dhani

Jangan Sepelekan Ahmad Dhani

Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Fakultas Ilmu Administrasi UI.MOJOK.CO

Fakultas Ilmu Administrasi UI Menjadi Redflag Gara-gara 3 “Mitos” yang Sudah Jadi Rahasia Umum, Bikin Mahasiswanya Menyesal Kuliah di Sini

9 Juni 2025
ITS Surabaya MOJOK.CO

Sombong Bisa Kuliah di Jurusan Akreditasi A ITS Surabaya, Kini Menyesal karena Susah Lulusanya: Nyesek Teman Seangkatan Sudah jadi Dosen

7 Juni 2025
Netfix Hadirkan Losmen Bu Broto: Wulan Guritno Hadir dengan  Cinta yang Pelik MOJOK.CO

Netflix Hadirkan Losmen Bu Broto: Wulan Guritno Datang dengan Cinta yang Pelik

7 Juni 2025
Momen hari raya kurban Iduladha di Lapas Wirogunan Yogyakarta. MOJOK.CO

Makna “Kurban” bagi Para Napi di Lapas Wirogunan: Memalingkan Kepentingan Pribadi demi Menjadi Pribadi Lebih Baik Lagi

6 Juni 2025
UMKM “Tumbal” Pemerintah Indonesia yang Nggak Becus Kerja MOJOK.CO

UMKM Tulang Punggung Ekonomi Adalah Jargon yang Bikin Saya Muak karena Menjadi Wujud Kegagalan Pemerintah Menyediakan Lapangan Kerja

6 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.