ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Mas Polisi, Gantengmu Terkonfirmasi

Eka Handriana oleh Eka Handriana
17 Januari 2016
0
A A
Mas Polisi, Gantengmu Terkonfirmasi

Mas Polisi, Gantengmu Terkonfirmasi

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Salah satu yang bikin ayem di antara gemuruh berita bom Sarinah adalah berita tentang Mas Polisi ganteng. Lha memang gantengnya bukan main kok.

Gambar beredar; Mas Polisi sedang berlari melompati pembatas jalan sambil mengacungkan pistol ke depan. Saya mau tanya, perempuan mana yang bisa tahan untuk tidak bilang (minimal mbatin), “Wuihh jantan, macho, manly man, polisi New York ketingalan 5 angka deh!”? Ada?

Diperkirakan sebagian besar perempuan waras susah menolak fakta kalau dia ganteng. Buktinya sampai muncul #KamiNaksir yang diamini ribuan netizen. Belum lagi rangkaian foto Mas Polisi di belakang laptop dan foto dari samping dia ngemut rokok sambil berponsel. Lihat lengannya saja, dengkul sudah langsung menerima sinyal–lemes. Belum ngelirik ke mukanya Mas Polisi lho ini.

Teman saya ada lho yang kehilangan daya nalar hanya karena lihat foto Mas Polisi itu. Sudah ndak bisa ngitung untung rugi. Katanya begini, “Kalau polisinya kayak dia, aku mau deh jadi terorisnya.”

Iya kalau ditangkap. Lha kalau dibedil? Rugi bandar dong. Daya imajinasi dramanya merosot tajam, tak seperti biasanya.

Sayangnya, tidak terkonfirmasi siapa Mas Polisi itu. Simpang siur apakah Mas Polisi itu Rino Soedarjo ataukah Teuku Arsya Khadafi, tidak terkonfirmasi.

Halah, berita soal Mas Polisi itu kan cuma hiburan yang nyelempit di tengah berita soal kekacauan besar kok. Ndak penting. Jangan diharapkan konfirmasi resminya. Lha wong kabar utamanya yang wazz wuzz wazz wuzz kencangnya seperti peluru itu juga banyak yang tidak terkonfirmasi.

Lha itu berita ledakan bom di beberapa titik lain di Jakarta diturunkan tiga TV dan satu radio. Belakangan mereka disemprit tuh sama Komisi Penyiaran Indonesia. Tentu, nyempritnya setelah grup-grup obrolan, dan status-status media sosial juga mengedarkan informasi ledakan lain itu.

“Sekian menit dari ledakan Sarinah… (weiiss, kayak dia lihat sendiri aja) .. Slipi, Cikini, Kuningan, dan Palmerah juga meledak,” begitu bunyi berita yang tersebar. (Modal jempol, hotspot gratisan dan smartphone kreditan aja bangga banget bisa nyebar informasi seolah yang paling pertama tahu)

Lha saya  yang tinggal jauh dari Jakarta jadi ngowoh. “Tempat-tempat lain yang ikut meledak itu sebelah mananya Sarinah?” Lalu ngarep setengah nggrundel, “Moga-moga TV nyiarkan gambar dari helikopter ya, seperti di luar negeri itu, biar yang bukan orang Jakarta ndak gagal paham.”

Belum sembuh nggrundel saya, eeelhadalah, Pak Jenderal Polisi malah ngomong di TV, ledakan di titik selain Kawasan Sarinah itu tidak terjadi.

Apa yang terjadi kemudian? Ya ralat berjamaah dari para penebar-informasi-sebenarnya-yang-tidak-di-TKP tapi merasa paling pertama tahu itu. Kok ya nekat nyebar-nyebar informasi yang belum terkonfirmasi.

Ya ndak salah sih, mungkin ikut nyebar karena dapat informasi dari kenalan yang ada di lokasi. Ya ndak salah sih, karena bukan jurnalis jadi merasa tidak punya tanggung jawab konfirmasi.

Tapi celakanya, di dalam jamaah nekat itu ada juga orang yang kesehariannya bekerja sebagai jurnalis lho. Yang tahulah apa pentingnya sebuah informasi yang terkonfirmasi. Apalagi pada suasana perang seperti kemarin itu. Ya perang, kan? Wong Indonesia jelas melawan teroris kok.

Saya yang tinggal jauh dari Jakarta, mendapatkan kabar Bom Sarinah bukan dari media massa. Bukan TV, radio, ataupun media online. Kalau cetak tidak mungkin lah ya, dan tak usah dibahas sebabnya, bikin baper berkepanjangan.

Saya lebih dulu tahu dari grup WhatsApp di mana saya tergabung. Separuh anggotanya adalah jurnalis. 15 menit setelah ledakan, seorang jurnalis angota grup itu yang tidak di TKP tergopoh-gopoh membagi kabar pengeboman. Lengkap dengan gambar porak poranda yang diambil dari atas, juga dengan gambar orang tergeletak penuh darah. Yaaa… seperti gambar yang mampir ke ponsel sampeyan-sampeyan itulah. Sumbernya dari grup sebelah dan dari Twitter, katanya. Sebagian bersumber dari pemberitaan pers.

Sontak jurnalis pengunggah kabar di grup itu dihujani pertanyaan. Tapi imannya kuat, tahan diri untuk tidak memberi keterangan lanjut karena tidak di TKP. “Maaf teman-teman, info-info ini perlu dikonfirmasi,” begitu katanya.

Grup saya yang lain lain adalah grup alumni sekolah, anggotanya 50, ada tiga jurnalis di dalamnya, satu diantaranya bertugas di Jakarta. Lha Si Jurnalis yang tinggal di Jakarta ini juga ikut kesusu mengunggah foto di grup: orang tergeletak, katanya kontributor salah satu media online yang kena bom. Karena dia jurnalis dan tinggal di Jakarta (sudah 10 tahun jadi jurnalis di Jakarta), sisa anggota lain dalam grup menganggap dia di TKP. Elhadalah, ternyata tidak. Entah dari mana sumber informasi yang disebarnya, yang jelas ya tidak terkonfirmasi.

Beberapa menit kemudian dia meralat informasi yang disebarnya sendiri itu. Hampir bareng lho dengan ralat serupa atas informasi yang sama namun dilakukan orang yang berbeda, di grup obrolan yang berbeda pula. Berjamaah pokoknya.

Gemes sih, lihat jurnalis yang harusnya tahu pentingnya konfirmasi malah menambah distorsi informasi. Lebih gemes lagi, saat informasi soal Mas Polisi tak kunjung terkonfirmasi. Sudah harus lega dengan sedikit informasi dari beberapa media massa online yang bersumber dari obrolan di media sosial yang juga tidak dikonfirmasi.

Bahwa Mas Polisi sudah beristri, anaknya dua, umurnya 34, ya itu masih jadi misteri. Yang pasti saat beraksi Si Mas pakai sepatu Gucci. Kalau dilihat dari seragamnya, betugas sepertinya bertugas di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Itu semua katanya media massa, yang ndak perlu dikonfirmasi. Sekali lagi, berita ndak penting.

Kendati begitu, ada satu fakta valid, tak terbantahkan, dan terkonfirmasi secara baik. Penilaian dari semua makhluk Tuhan yang mengagumi anugerah keindahan pria: Mas Polisi, gantengmu sudah terkonfirmasi.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: Bom SarinahMediaPolisi GantengTeror JakartaTeror Sarinah
Iklan
Eka Handriana

Eka Handriana

Artikel Terkait

Waduh! 3 Konglomerat Media Ini Ikut Pemilu 2024, Yuk Intip Harta Kekayaannya MOJOK.CO
Kotak Suara

3 Konglomerat Media Ini Ikut Pemilu 2024, Yuk Intip Harta Kekayaannya

5 Oktober 2023
Seorang Kakek 73 Tahun di Solo yang Setia Jualan Kliping Sumber Ilmu Pengetahuan. MOJOK.CO
Sosok

Seorang Kakek 73 Tahun di Solo yang Setia Jualan Kliping Sumber Ilmu Pengetahuan

23 Mei 2023
Kisah Loper Koran, Terus Bertahan Demi Sesuap Nasi Meski Sepi Pembeli. MOJOK.CO
Geliat Warga

Kisah Loper Koran, Terus Bertahan Demi Sesuap Nasi Meski Sepi Pembeli

6 Maret 2023
Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!
Movi

Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!

9 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

ngopi di jogja, coffee shop jogja, mahasiswa baru.MOJOK.CO

Mahasiswa Baru Kaget Pertama Kali Ngopi di Coffee Shop Jogja, Niat Nugas Malah Boncos dan Malu karena Nggak Tahu Espresso

12 Juni 2025
Ditolak kampus unair dan sukses di UPN Veteran Jawa Timur berkat briket arang. MOJOK.CO

Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan

13 Juni 2025
Pilih slow living di Gunungkidul, Jogja usai pindah kerja di sebuah perusahaan yang ada di Dubai. MOJOK.CO

Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul

12 Juni 2025
Mahasiswa gap year kuliah di Unila. MOJOK.CO

Ditolak Kampus Bergengsi padahal Dulu Jadi Siswa Terpintar hingga Malu Melamar Kerja karena Ijazah SMA, Kini Pilih Kerja Sesuai Passion

11 Juni 2025
Universitas Brawijaya (UB) Malang.MOJOK.CO

Ditolak UB dan Terpaksa Kuliah di Kampus Tak Terkenal, Kini Malah Sukses: Dapat Kerja Gaji Dua Digit setelah Ratusan Lamaran Ditolak

11 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.