Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Red Flag dalam Sesatnya Anggapan Sembrono tentang Hubungan Dua Insan

Arti red flag dalam konteks hubungan

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
4 Oktober 2021
0
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – “Bagiku cowok yang begini udah red flag banget sih!” “Ah, bagiku nggak sih.” Berdebat saja sampai kiamat, maka kalian nggak akan sepakat.

Ada sebuah konten yang pernah menampar saya dan kawan-kawan penganut hubungan platonik di dunia ini. Seorang mbak-mbak tampak mantap menyatakan bahwa orang yang telah bertahun-tahun tidak menjalin ikatan pacaran, baginya adalah tanda-tanda red flag. Eh, macam mana ini jika bertahun-tahun yang lalu dia memang masih SD gimana dong? Lagian mereka yang memang pengin jomblo dan memang belum ada yang “melirik” seringnya nggak punya pilihan lain selain melajang. Begitu salah ya?

Buat yang nggak catch-up sama istilah kekinian, saya perlu kasih pemahaman dulu soal red flag. Secara literal memang artinya bendera merah. Jika kamu hobi nonton MotoGP, bendera ini sering dikibarkan saat cuaca tiba-tiba hujan deras nggak tertolong, atau ada beberapa rider yang kecelakaan dan dikhawatirkan membahayakan rider di belakangnya. Dengan kata lain, red flag dalam MotoGP berarti instruksi agar balapan dihentikan.

Red flag dalam hubungan punya arti yang sama walau konteksnya berbeda. Jika salah satu dari dua orang yang sedang pacaran maupun PDKT, merasakan sesuatu yang janggal sehingga mereka harus menghentikan hubungan, kejanggalan itulah yang disebut red flag. Istilah ini memang seringnya merupakan indikator intuitif seseorang tentang sesuatu yang perlu dipertanyakan. Sederhananya, jika kamu merasakan ada hal yang nggak bener dari partner romantismu, artinya kamu sedang ketemu bendera merah dan mendingan kamu berhenti.

Sayangnya istilah ini diartikan begitu saklek belakangan. Setelah muncul dalam produk hiburan, istilah “red flag” diartikan tidak secara lugu, seolah-olah ini sebuah istilah yang paten. Media sosial punya peranan besar dalam mempromosikan istilah yang ujung-ujungnya bikin pemahaman jadi ambyar. Seolah-olah seseorang dengan orang lain itu punya indikator yang sama soal hubungan interpersonal. 

Banyak netizen yang kemudian membagikan pengalaman mereka soal batasan red flag yang mereka yakini. Setelahnya, mereka berdebat di kolom komentar bahwa hal itu bukanlah sebuah hal negatif bagi netizen lainnya.

Misalnya, netizen yang merasa bahwa PDKT dengan cowok jomblo yang saya ceritakan di awal. Sampai kiamat mungkin doi bersikeras nggak mau menjalin relasi personal romantis dengan seorang cowok yang sudah bertahun-tahun “vakum” yang-yangan. Tentu saja pernyataan ini kayak sengaja mengundang hujatan dari orang banyak, terutama dari mereka yang memang bertahun-tahun susah cari pacar.

Belum lagi argumen kontra yang menganggap bahwa jomblo tidak menurunkan kualitas seseorang dalam menjalani hubungan. Ini muncul sebagai bensin yang bikin persoalan red flag semakin membara.

Jika boleh saya katakan, saya jelas nggak setuju sama pernyataan bahwa yang pernah bertahun-tahun jomblo itu nggak layak dipacari. Menjalin hubungan nggak kayak menempuh pendidikan dasar yang kalau kamu mandeg, disarankan kejar paket buat mengejar ketertinggalan. 

Tapi, lagi-lagi, itu adalah hak seseorang dalam menentukan mana hal yang baginya red flag dan mana yang bukan. Mau diperdebatkan sampai cepirit juga jawaban dia sama, jawaban kita sama. Apalah hak kita buat mendikte preferensi intuitif seseorang.

Di media sosial, istilah red flag jadi sesat karena menjamah hal-hal receh dalam hubungan. Selain sering didebat, ia juga terlalu banyak digunakan pada terma-terma nggak penting. Saya nggak sekali dua kali mendengar bahwa seseorang dituduh sebagai “cowok red flag” hanya karena nggak gercep balas WhatsApp. Bahkan cap “red flag” itu sendiri terdengar menyeramkan karena seolah-olah menyifati seseorang dengan saklek. Layaknya cap fakboi dan sadboi yang juga sudah overused itu. Seseorang dengan cap bendera merah dianggap nggak layak dikencani. Padahal konsepnya kan nggak begitu, Maemunah!

Hubungan interpersonal itu nggak punya guideline teori yang pasti kayak matematika. Seseorang yang buruk buatmu mungkin bisa sangat dicintai orang lain. Entah karena si orang lain punya sikap narimo ing pandum atau memang mereka punya kesamaan dalam keburukan.

Yang goblok itu berdebat soal batasan-batasan red flag, padahal indikator di dalamnya bersifat intuitif. Kecuali nih, kalau memang pasangan kalian sudah bolak-balik bohong, ghosting, sampai nggak ngasih kepastian dan kalian tetap mengibarkan bendera hijau. Artinya yang pegang bendera memang lagi mabok ciu, cinta untuk u.

BACA JUGA Terlalu Banyak Red Flag dalam Hubungan, Seorang Pacar Kibarkan White Flag dan artikel AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2021 oleh

Tags: hubungan asmarahubungan interpersonalred flag
Iklan
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Mahasiswa teknik ITS sering dianggap red flag. MOJOK.CO
Kampus

Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Teknik, Susah Dapatkan Nilai Bagus hingga Kepercayaan di Hati Cewek

17 Maret 2025
Orang Solo Alami Culture Shock dengan Trans Jogja: Armada Tak Layak Pakai, Rute Bikin Mumet, Sopirnya pun Red Flag. BST Masih Jauh Lebih Unggul.mojok.co
Liputan

Orang Solo Alami Culture Shock Saat Naik Trans Jogja: Armada Tak Layak Pakai, Rute Bikin Mumet, Sopirnya pun Red Flag. BST Masih Jauh Lebih Unggul

8 Februari 2024
lagu jadul mojok.co
Hiburan

4 Lagu Jadul yang Liriknya Red Flag Banget, kalau Dirilis Sekarang Mungkin Bakal Dikritik Habis-habisan

9 Agustus 2023
Tinggal Bersama Sebelum Menikah, Mau Kumpul Kebo apa Adu Banteng? mojok.co
Pojokan

Tinggal Bersama Sebelum Menikah, Mau Kumpul Kebo apa Adu Banteng?

16 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin menyambut kunjungan dari utusan Melaka MOJOK.CO

Potensi Kerja Sama Jateng dan Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTem), Pertukaran Pelajar hingga Bantuan Peralatan

17 Juli 2025
Derita orang tinggi yang penuh stigma. MOJOK.CO

Orang Berpostur Tinggi Sering Dikira Banyak Privilese seperti Gampang Cari Kerja, padahal Penuh Kerepotan

14 Juli 2025
Pupuk Organik Buatan Sendiri Jadi Andalan di Tengah Krisis Bertani

Pupuk Organik Buatan Sendiri Jadi Andalan di Tengah Krisis Bertani

15 Juli 2025
Suasana dalam bus Jaya Utama Surabaya Semarang yang membuat hati terkoyak MOJOK.CO

Naik Bus Jaya Utama Surabaya-Semarang Selalu Mengoyak Batin, Bocah dalam Gendongan Sudah Harus “Mencari Uang” demi Bertahan Hidup

16 Juli 2025
Sulitnya Jadi Penjual Warteg: Sehari-hari Siapkan Makanan Enak dan Murah, tapi Kurang Dihargai Pembeli Mojok

Sulitnya Jadi Penjual Warteg: Sehari-hari Siapkan Menu Enak dan Murah, tapi Kerap Kurang Dihargai Pembeli

16 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.