Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Indonesia, Negeri Para Jemaah Cosplay

Anggoro Gunawan oleh Anggoro Gunawan
23 Januari 2016
0
A A
Indonesia, Negeri Para Jemaah Cosplay
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kita ini bangsa modis. Sungguh. Di negeri selaksa mal ini, betapa mudahnya menemukan gerai bebajuan. Negeri ini pun juga diproklamasikan oleh seorang modis pula, Sukarno. Dia adalah presiden yang tak gentar untuk menjadi cover boy, ke mana-mana disertai fotografer. Ia presiden necis pujaan ibu-ibu muda di zamannya.

Kita pun lekas tanggap mode ketika terjadi bom Sarinah, maka secuil informasi visual pun sudah cukup untuk menengarai sentuhan fashion di tengah huru-hara. Mas-mas polisi membungkam para teroris dengan mengenakan tas Coach, sepatu Gucci, dan Adidas. Paguyuban pengguna sosial media ramai membahas. Mas-mas ganteng polisi pun ketiban berkah. Mereka seakan menjadi penjelmaan aktor Korea di dunia nyata, di depan mata.

Sementara itu, para terorisnya cukup memakai topi dan sepatu Nike. Walaupun tidak mendapat pujian berlebihan, kita tetap harus adil untuk melihat preferensi mode mas-mas teroris yang konon berafiliasi dengan ISIS itu. Mereka tampil kasual dengan kaos dan sneaker.

Tapi ‘kok mereka tidak memakai baju terusan al-Arabiyya? Atau setidaknya pakai kaos ISIS yang sudah disablon di Kendal.

Maklumlah, sedang taqiyyah. Setidaknya dia memakai satu merek yang senada: Nike. Itu sudah merupakan fashion statement bahwa dia seorang loyalis dan kaffah dalam berbusana. Masalah itu produk asli atau bajakan, lain soal. Setidaknya preferensi mereknya mirip dengan Imam Samudera. Ketika ditangkap, Imam Samudera memakai baju Converse. Nike dan Converse adalah merek asal Amerika Serikat. Sama dengan Starbucks.

Kita ini bangsa modis dan pluralis. Saya sangat menikmati kalau sholat Jumat. Ada banyak preferensi mode. Para tradisionalis suka memakai turban dengan menyampirkan selendang kuffiya. Biasanya bermotif kotak-kotak. Untuk memudahkannya, ingatlah tutup kepala Yaseer Arafat. Ada yang memadupadankan dengan agal. Ini tali yang melingkar untuk menahan agar kuffiya tidak terlontar angin. Kalau percaya diri kuat, sekalian pakai bisht, jubah terusan yang biasa dipakai kepala suku di jazirah Arab.

Lho, mana pluralisnya? Tunggu dulu. Kita belum melihat sederetan baju koko. Namanya juga “koko”, asalnya dari “engkoh-engkoh” alias mas-mas Tionghoa. Ini adalah turunan dari baju tui-khim. Silakan lihat lebih cermat dan Anda akan menemukan fakta bahwa selama ini kita sering ke masjid menggunakan baju kungfu. Memang tidak mirip baju kungfu kalau kita memadupadankan dengan peci. Songkok hitam yang bisa Anda temukan dengan mudah di pasar tradisional itu merupakan turunan dari fez, topi ala Turki. Songkok lebih ringkas daripada fez yang meninggi.

Baju engkoh-engkoh tersebut sempat tenar ketika Ustadz Jeffry Al Buchori (UJ) memopulerkannya. Silakan datang ke gerai baju syar’i langganan, minta saja “baju UJ.” Itu adalah kejeniusan almarhum UJ yang sangat perhatian soal penampilan. Tampil keren itu sunnah. Inovasi UJ ini pantas mendapat apresiasi senyuman. Dia membuat baju koko demikian kasual. Bentuknya kaos. Sangat cocok untuk iklim tropik enerjik, pas buat kita-kita.

Modifikasi baju cara Indonesia sejatinya juga pernah dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Konon, dia tidak berminat menggunakan turban. Ia merancang sendiri baju sebagai signature style. Baju surjan jawa dimodifikasi menjadi baju takwa. Baju takwa dan baju koko memang mirip, perbedaannya ada di kancing baju. Sunan Kalijaga pun tampak berbeda dan mudah dikenal orang. Ia tampil dengan cosplay (costum play) yang berbeda dibandingkan para wali lain.

Berdasarkan beberapa pilihan mode tadi, kita coba melakukan penelusuran: dari beberapa tokoh kiwari mode untuk bisa jadi panutan saat sholat Jumat.

Bahrun Naim yang Labil

Blogger satu ini sedang naik daun walau belum bisa disandingkan dengan Agus Mulyadi. Apalagi blog-nya tidak bisa diakses dari Indonesia. Mentok dengan Internet Sehat, menjadikannya setara dengan situs penyedia JAV. Konon ia adalah pemimpin ISIS Indonesia dan sedang meminta promosi untuk menguasai Asia Tenggara. Itu klaim polisi yang beredar. Jadi, sudah selayaknya kalau preferensi berbusananya perlu ditengok. Ingat, kita negara berazaskan fashion.

Dari berbagai foto yang beredar, ia tampak tidak fanatik. Kadang berbaju koko, kadang pakai jubah ala Arabiyya, kadang malah berjaket seperti anggota pecinta alam. Mungkin ia masih mencari jati diri, belum pas dengan cosplay yang tersedia di pasaran saat ini. Apabila benar ia ingin menjadi pemimpin katibah Nusantara, seharusnya ia segera menentukan cosplay yang tepat. Itupun jika benar ia berniat menjadi penguasa wilayah seperti yang diumumkan polisi. Ia perlu belajar dari para senior yang sama-sama ingin mendirikan kekhalifahan di Indonesia.

Kekinian Felix Siauw

Dari pendekatan budaya, semestinya ia memakai baju koko. Namun, ia lebih sering berfoto (ingat, bukan selfie) dengan batik. Pilihan tepat karena ketika foto bareng dengan ustadz-ustadz lain, tampangnya jadi kelihatan menonjol. Yang lain pakai putih, dia pakai batik warna-warni. Kekinian sekali. Sesekali pakai kaos, tampak kasual dan dekat dengan kondisi zaman. Tapi itu dulu. Kini, sepertinya, ia sudah menemukan preferensi mode yang pas.

Ia tampak mengganti profile picture bergaya koko. Eh, bukan koko. Itu sesuatu yang baru. Hore! Gayanya lebih mirip dengan tunik tradisional Tiongkok. Atau mirip beskap? Eh… baju IP-man?

Entahlah, tapi dia sedang promosi kaos. Bersama Abu Adam Teuku Wisnu (Anda bisa mengabaikan dua kata pertama dari nama ini), ia menjalani bisnis baru: @1GodClothing. Ini T-shirt dakwah, katanya. Bisnis ini seiring dengan @HijabAlila, lini bisnis lainnya. Desain kaosnya masih konvensional, belum serevolusioner UJ, tapi ini langkah baik mendapatkan berkah. Mungkin suatu ketika nanti dia bisa terus berkarya dalam mode. Siapa tahu, dalam perkembangannya dia bisa menggamit Hussein Chalayan.

Cosplay Rizieq

Saya tidak pernah melihat foto Habib Rizieq memakai batik. Ia memang fanatik dalam hal kostum. Baju gamis putih dan sorban putih atau hijau. Seakan-akan, ia tidurpun pakai baju seperti itu. Gamis berasal dari khamis. Ini adalah baju khas dari jazirah Arab yang biasa disebut thawb. Khamis adalah istilah untuk jubah ini di daerah Somalia. Somalia? Entahlah, sepertinya ada ‘sesuatu’ yang tidak terjelaskan kenapa orang Indonesia justru mengambil istilah dari Somalia.

Surban yang ia pakai sesuai dengan pilihan bajunya. Ia pakai amamah, songkok dikelilingi oleh surban. Saya bayangkan ia merasa “absolute chic and eternal cute” saat memakainya. Seakan, surga di genggaman dan mamah-mamah jamaah menatapnya mesrah. Duh.

Seluruh uraian di atas tentu jauh dari sempurna untuk dijadikan acuan berbusana. Saya berharap ada masukan untuk perkembangan mode yang akan datang. Masih banyak dunia bebajuan yang belum terjamah oleh para jamaah.

 

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: Bom SarinahcosplayFelix SiauwHabib Rizieqterorismeustadz jeffry
Iklan
Anggoro Gunawan

Anggoro Gunawan

Artikel Terkait

Felix Siauw Seharusnya Pro Syiah Iran Sejak Dulu MOJOK.CO
Esai

Coba Bayangkan Kalau Sejak Dulu Felix Siauw Pro Iran, Israel Pasti Sudah Rata dengan Tanah!

17 April 2024
parpol terafiliasi jaringan terorisme
Kotak Suara

BNPT Endus Parpol Terafiliasi Terorisme Jelang Pemilu 2024, Partai yang Mana?

14 Maret 2023
teroris sleman mojok.co
Hukum

Cerita Pak Dukuh Soal Penangkapan Terduga Teroris di Sleman

23 Januari 2023
rizieq shihab bebas
Hukum

Rizieq Shihab Bebas dari Rutan Bareskrim, Disambut Keluarga di Petamburan

20 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Nina Feast Meraup 17 Miliar per Tahun, tapi Malah Bikin Nangis MOJOK.CO

Menghitung Pendapatan Lagu Nina Feast yang Katanya Mencapai 17 Miliar per Tahun Hanya dari Spotify

8 Juli 2025
5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

5 Kuliner Magelang yang Jarang Disantap dan Dihindari Warga Lokal

9 Juli 2025
Mahasiswa tak sanggup bayar UKT UNY. MOJOK.CO

Tiga Tahun Jadi “Calo” Tiket Konser demi Bayar UKT di UNY, Modal Orang Dalam dan Sasar Penonton Kepepet

11 Juli 2025
Coba-coba Naik Bus Eksekutif PO Agra Mas.MOJOK.CO

Coba-coba Naik Bus Eksekutif Agra Mas: Semula Takut Naik Bus Malah Jadi Ketagihan, Merasa Katrok karena Fasilitas Melebihi Kereta Api

8 Juli 2025
Pangan dari Tanaman Liar: Budhe Somplak dan Upaya Merawat Alam lewat Pertanian Berkelanjutan

Pangan dari Tanaman Liar: Budhe Somplak dan Upaya Merawat Alam lewat Pertanian Berkelanjutan

10 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.