ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Siapa Tahu Tuhan Membalas Doa SBY di Twitter

Rusdi Mathari oleh Rusdi Mathari
18 Februari 2015
0
A A
Siapa Tahu Tuhan Membalas Doa SBY di Twitter

Siapa Tahu Tuhan Membalas Doa SBY di Twitter

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tuhan maha mendengar dan Dia mempersilakan siapa saja berdoa kapan saja, dari mana saja dan di mana saja termasuk di media sosial. Maka orang-orang tertentu kemudian berdoa di Facebook dan Twitter. Apa saja yang dianggap perlu dan bisa didoakan akan ditulis di sana.

Mereka yang hendak pulang kampung atau bepergian, menulis doa agar Tuhan melindungi perjalanannya. Mereka yang mau makan di restoran menulis puji-pujian karena merasa mendapat berkat Tuhan sembari tidak lupa memasang aneka foto makanan. Mereka yang naik gaji, yang mau berdemo, yang kesal, yang  gelisah, yang gembira, yang hendak pergi ke tempat ibadah, dan lain-lain; semua menuliskan doa di media sosial.

Doa sudah bukan monopoli tempat ibadah atau tempat-tempat wingid lainnya. Tak perlu juga perantara ahli agama dan orang-orang saleh karena Facebook dan Twitter bisa lebih setia menerima doa dan pengharapan apapun. Tak perlu ongkos kecuali hanya harus membeli pulsa.

Susilo Bambang Yudhoyono termasuk orang yang memanfaatkan media sosial untuk berhubungan dengan Tuhan. Beberapa menit setelah pembacaan putusan praperadilan yang diajukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan, SBY menaikkan doa lewat Twitter. Dia mengungkapkan keresahan sembari memohon agar Tuhan memberi perlindungan dan bimbingan kepada para elite dan pemimpin bangsa.

“Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Pemimpin, bangsa dan negara kami tengah Engkau uji sekarang ini. Tolonglah kami. *SBY*

HambaMu memohon, tuntunlah para pemimpin kami agar mengutamakan kepentingan negara, bukan kepentingan pribadi masing-masing. *SBY*”

Itu doa yang serius, tentu saja, sekaligus memberitahu bahwa sesuatu yang genting sedang terjadi: tak ada lagi tempat yang layak dan pantas untuk berdoa kecuali di media sosial seperti Twitter. Dan isyarat yang serius ini hanya bisa dibaca oleh orang-orang yang peka batin dan berbudi luhur. Mereka itulah yang kemudian membalas doa-doa SBY di Twitter dengan tulisan “Amin” agar Tuhan (segera) mengabulkan.

Tentu banyak yang cerewet dan menyalahkan atau meledek orang-orang yang berdoa di media sosial seperti SBY sebagai orang yang bodoh. Mereka, yang selalu dipenuhi prasangka, menuding orang-orang yang memanjatkan doa dan syukur di media sosial sebagai orang-orang yang suka pamer. Riya. Ingin dianggap saleh.

Kata mereka, media sosial bukan tempat berdoa dan memanjatkan pengharapan. Doa mestinya menjadi wilayah privat, dinaikkan ke langit di tempat-tempat khusus dan suci atau setidaknya pantas dijadikan tempat berdoa.

Pendapat semacam itu mungkin ada benarnya, tapi tempat-tempat ibadah pun kini banyak yang menjadi tempat komersil. Pengajian, misa, pemberkatan dan lain sebagainya, telah dijadikan lahan penghidupan oleh orang-orang yang mengaku atau dianggap dekat dengan Tuhan. Doa ditukar dengan imbalan. Pengharapan dibayar dengan uang dan materi. Menggapai kemurahan Tuhan kemudian terasa menjadi sangat jauh, teramat mahal dan harus ditentukan waktunya.

Kenyataan itu berbeda dengan di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Siapa saja sepanjang punya akun dan tersambung ke internet, bisa berdoa apa saja, kapan saja, dan dari mana saja. Bila kebingungan atau resah, nama Tuhan bisa segera ditulis dan disebut-sebut agar mencarikan jalan keluar dan memberi perlindungan. Kalau sedang gembira dan bersuka cita, bisa menulis status ucapan terima kasih dan agar Tuhan terus menambah suka cita itu. Praktis.

Benar, seperti halnya dengan doa-doa yang dipanjatkan di tempat-tempat ibadah atau khusus, doa-doa yang ditulis di media sosial belum tentu dikabulkan oleh Tuhan. Tapi siapa yang tahu, kalau Tuhan kemudian ternyata benar-benar mengabulkan doa-doa dari orang-orang yang menuliskannya di Facebook atau Twitter?

Misalnya kepada SBY, Tuhan lalu mengirimkan pesan lewat DM: “Baiklah, SBY. Aku kabulkan doamu tapi kamu kan sudah jadi komisaris TransCorp? Apa kamu berharap Aku jadi follower-mu?”

Terakhir diperbarui pada 10 Juni 2017 oleh

Tags: DoasbyTuhantwitter
Iklan
Rusdi Mathari

Rusdi Mathari

Artikel Terkait

Cerita Mereka yang Berhasil Stop Main Judi Online Setelah Kehilangan Segalanya: Kalah Puluhan Juta, Ingin Resign dari PNS, Tapi Bisa Taubat Gara-Gara Grup Facebook.MOJOK.CO
Esai

Tentang Sebuah Kampung yang Ketagihan Judi Togel

4 Januari 2024
Tuhan, Mengapa Saya Terlahir Menjadi Manusia Seperti Ini? MOJOK.CO
Kilas

Tuhan, Mengapa Saya Terlahir Menjadi Manusia Seperti Ini?

25 Desember 2023
Soal Alasan Demokrat ke Prabowo, Pengamat: SBY Belum Berdamai dengan Megawati MOJOK.CO
Kilas

Soal Alasan Demokrat ke Prabowo, Pengamat: SBY Belum Berdamai dengan Megawati

19 September 2023
MISI MULIA ELON MUSK MENGURANGI KONTEN CABUL DI TWITTER!
Movi

Misi Mulia Elon Musk Mengurangi Konten Cabul Di Twitter!

2 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Sri 'Itut' Hastuti melatih dengan hati. MOJOK.CO

Sri Hastuti, Pelatih Sepak Bola Putri yang Melatih dengan Hati

17 Juni 2025
Jadi driver Gojek buat cari duit malah tekor terus kena order fiktf, hidup tertolong promo MOJOK.CO

Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo

13 Juni 2025
naik pesawat, pengalaman pertama naik pesawat.co

Pengalaman Pertama Naik Pesawat: Sok Berani padahal Takut Ketinggian, Berujung Malu dan Jadi Aib Tongkrongan

16 Juni 2025
Lulusan SMA-SMK awalnya malu karena tak kuliah dan jadi karyawan Alfamart-Indomaret. Tapi merasa terhormat karena bisa kerja sendiri MOJOK.CO

Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

12 Juni 2025
Orang desa kuliah di kampus Jogja, merasa terintimidasi kalau ngopi di coffee shop karena nggak punya outfit skena MOJOK.CO

Derita Orang Kampung Kuliah di Jogja Utara: Kaget Ngopi di Coffee Shop, “Terhina” karena Tak Paham Menu dan Tak Punya Outfit Skena

10 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.